Analisis Penggunaan Antibiotik Ispa Non-Pneumonia Pada Pasien Dewasa Di Rumah Sakit Umum Kotatangerang Selatan Tahun 2018 - 2024

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Magdalena Niken Oktovina
Sunny Koswara
Sayyidah Sayyidah

Abstract

Penyakit ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan umur, tetapi ISPA yang berlanjut menjadi Non-Pneumonia sering terjadi pada dewasa terutama apabila keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Penggunaan antibiotik yang tepat sangat penting dalam manajemen ISPA Non-Pneumonia untuk menghindari resistensi antibiotik dan memastikan keberhasilan terapi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan antibiotik ISPA Non – Pneumonia pada Pasien Dewasa di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan tahun 2018-2024.Penelitian deksriptif dengan pengambilandata retrospektif, untuk memperoleh gambaran penggunaan antibiotik pada pasien ISPA Non- Pneumonia dewasa selama periode 2018- 2024. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu totalsampling dan sampel yang dipilih yaitu dewasa usia 25-35 tahun yang dilihat dari data rekam medik danresep pasien dewasa dengan diagnosa ISPA Non-Pneumonia sebanyak 76 pasien. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik pasien ISPA Non-Pneumonia berdasarkan usia terbanyak 25- 30 tahun yaitu 44 pasien (58%), dan berdasarkan jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan 46 pasien (61%). Penggunaan antibiotik berdasarkan golongan terbanyak yaitu Penisilin 32 pasien (42%), dan berdasarkan jenis antibiotik terbanyak yaitu amoxicillin 32 pasien (42%). Evaluasi penggunaan antibiotik pada masing-masing kriteria yaitu Tepat Pasien (100%), Tepat Indikasi (100%), Tepat Obat (100%) dan Tepat Dosis (100%).

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

References

Agustina, T. G., Rahmawati, F., Galuh, T., & 1, A. (2021). Medical Practitioner Head Lecture of Clinical Pathology in Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Retrieved from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/778/pemanfaatan-minyak-kayu-putih-dalam
Anjasani, Yaqin, A., et al. (2020). Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Sinusitis Menggunakan Certainty Factor Berbasis Android. Jurnal Buletin Sistem Informasi dan Teknologi Islam, 1(2), 79-86.
Sunandar, I. (2021). Analisis Rasionalitas Antibiotik di Farmasi Pelayanan. Grup Penerbit CV Budi Utama, 14.
Muntasir, M., et al. (2023). Antibiotik dan Resistensi Antibiotik. Rizmedia Fustaka Indonesia, 89-90.
Gallach Patau, M., & Gascon Lecha, M.P. (1994). Faringitis. Circular Farmaceutica, 10(8), 18–20. Available at: https://doi.org/10.1016/b978-84-458-1963-0.50037-7
Hasan, H., & Syaifuddin, M. (2018). Sistem E-Healthcare Untuk Mendiagnosa Penyakit Laringitis Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor. Jurnal CyberTech, 1(1), 195–206.
Annisa, I. A. (2020). ISPA pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan. Retrieved from https://www.bebeclub.co.id
Swarjana, I. K. S.K.M, M.P.H, Dr.PH. (2022). Populasi-Sampel Teknik Sampling dan Bias dalam Penelitian. Penerbit Andi, 8–9.
Kemenkes. (2023, June 13). Waspada ISPA di Musim Kemarau. Yankes.Kemkes.Go.Id. Retrieved from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2537/waspada-ispa-di-musim-kemarau
Zaky, M. (2023). Evaluasi Penggunaan Obat Antibiotik ISPA Non-Pneumonia pada Pasien Dewasa Rawat Jalan. KTI Skripsi.
Parisa, N., Parulian, T., & Adelia, R. A. A. (2022). Rasionalitas Penggunaan Azitromisin pada Pasien ISPA di Rumah Sakit Moh. Hoesin (RSMH).